MR's Blog - Personal Blog of Muhammad Rachmadi
Monday, September 19, 2016
Sunday, April 24, 2016
Nol Tanpa Satu
Ketika berbagai tanya muncul
Tingkahi kesendirian tanpa jawab
Pikiran terkuras mencari
Meski tetap tak terjawab
Kususun serpihan-serpihan daun
Mungkin bisa bentuk berbagai aksara
Yang menyusun kata-kata
Tuk bisa temukan jawaban
Darah yang mengalir di bulir-bulir otak
Berselancar dengan manis mengalir
Tapi hanya manuver tanpa hasil
Kembali ke siklus awal
Kukumpulkan seribu nol dan satu
Berbagai kombinasi dipasangkan
Beragam permutasi dikalkulasi
Tetap saja nol tanpa satu
Catatan:
Ternyata nyusun silabus itu gak mudah...
* 6 Maret 2011
Antara aku, kau, dan rembulan
Bulan naik seperempat
Kemilaunya emas menyala
Berjalanku bersamamu dalam hening
Berjarak satu hembusan napas
Detak jantung kita seirama
Mainkan melodi romansa
Kucoba tembus khayalmu
Kureka anganmu
Meski tanpa ujaran terucap
Aura kebersamaan menyatu
Beriringan kita membelah malam
Mengiris angin yang menghadang
Rembulan itu seolah betah menemani
Mengiringi jalan pikiran kita
Menghias segala rasa yang ada
Sejenak senyummu membelai tatapku
Membuai bahagiaku
Perlahan bayangmu menjauh
Kembali ke peraduanmu
Senyum itu tertinggal membekas
Jelas...tersimpan dalam tatap dan pikirku
Kuingin melihatnya lagi esok pagi
*15 Oktober 2011
Saturday, November 7, 2015
Tak Ada Ujar dan Tanpa Aksara
Kesejuta tujuh puluh kalinya kubertanya dalam keheningan
Akan sesuatu yang tak juga kumengerti
Ratusan kitab kubuka lembar demi lembar
Milyaran huruf kuteliti satu demi satu
Tuhan..aku hanyalah manusia biasa
Ku tak bisa mendengar jawabMu
Meski berkali-kali aku melontarkan pertanyaan
Setidaknya aku tak mampu menangkap isyarat
Seringkali kutafakur sambil bertanya dalam hati
Diselingi suara lirihku menyebut namaMu
Bertahun-tahun aku bersabar menanti jawaban
Karena aku hanyalah seorang hamba
Kini kulihat sebuah lukisan
Nampak jelas di mataku
Bisa kubaca goresan-goresannya
Kecuali makna di balik itu
Apakah kini aku mesti berhenti bertanya?
Inikah saatnya aku mencegat getar lidahku?
Haruskah kukatupkan bibirku?
Tak ada ujar dan tanpa aksara
Masih bermaknakah tanya itu sekarang?
Apakah lukisan itu sebuah jawaban?
Bantu aku memahami ini
Atau sekedar melupakan
Ingin kumenangis tersedu-sedu
Namun baru kuingat aku tak lagi punya air mata
Baiklah..biar kumenangis dalam hati
Tapi ternyata hatiku pun tlah tiada
Ingin kumelesat bagai elang di malam hari
Menebas-nebaskan sayapku di tepian awan
Kan ku koyak-koyak atmosfir
Melaungkan tanya tak terjawab
Aku pun jatuh bagai bulu elang mengambang
Pelan..perlahan..dan mendarat mulus di atas duri
Entah rasa sakit atau nikmat yang mendera
Lagi-lagi aku tak tahu ini semua apa...
7 November 2011
Ratusan kitab kubuka lembar demi lembar
Milyaran huruf kuteliti satu demi satu
Tuhan..aku hanyalah manusia biasa
Ku tak bisa mendengar jawabMu
Meski berkali-kali aku melontarkan pertanyaan
Setidaknya aku tak mampu menangkap isyarat
Seringkali kutafakur sambil bertanya dalam hati
Diselingi suara lirihku menyebut namaMu
Bertahun-tahun aku bersabar menanti jawaban
Karena aku hanyalah seorang hamba
Kini kulihat sebuah lukisan
Nampak jelas di mataku
Bisa kubaca goresan-goresannya
Kecuali makna di balik itu
Apakah kini aku mesti berhenti bertanya?
Inikah saatnya aku mencegat getar lidahku?
Haruskah kukatupkan bibirku?
Tak ada ujar dan tanpa aksara
Masih bermaknakah tanya itu sekarang?
Apakah lukisan itu sebuah jawaban?
Bantu aku memahami ini
Atau sekedar melupakan
Ingin kumenangis tersedu-sedu
Namun baru kuingat aku tak lagi punya air mata
Baiklah..biar kumenangis dalam hati
Tapi ternyata hatiku pun tlah tiada
Ingin kumelesat bagai elang di malam hari
Menebas-nebaskan sayapku di tepian awan
Kan ku koyak-koyak atmosfir
Melaungkan tanya tak terjawab
Aku pun jatuh bagai bulu elang mengambang
Pelan..perlahan..dan mendarat mulus di atas duri
Entah rasa sakit atau nikmat yang mendera
Lagi-lagi aku tak tahu ini semua apa...
7 November 2011
Monday, August 17, 2015
Selamat Ulang Tahun Indonesiaku
Tujuh puluh tahun sudah Indonesiaku merdeka. Aku sangat bangga menjadi anak negeri ini. Negeri yang memiliki wilayah geografis yang luas dengan ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Negeri yang kaya akan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang cerdas. Negeri dengan keindahan alam yang tiada tara. Negeri dengan keragaman budaya dan agama terbesar di dunia.
Memang negeriku belumlah menjadi negeri yang sangat makmur, juga bukan negeri adidaya tapi aku tetap bangga. Memang bangsaku bukan bangsa tercerdas,juga bukan bangsa paling jenius tapi aku tahu ada banyak orang cerdas di negeriku. Memang negeriku belum menjadi negeri yang sangat maju, juga bukan negeri yang paling terkemuka tapi negeriku cukup diperhitungkan dunia.
Bangsaku juga bangsa yang menorehkan prestasi tingkat dunia. Nama-nama harum juga tercatat sebagai anak-anak negeri yang berprestasi dan terkemuka. Nama-nama yang membanggakan dengan karya dan pemikirian mereka. Habibie salah satunya.
Meski begitu banyak kebanggaan sebagai anak negeri ini, aku juga prihatin dengan perkembangan yang ada. Anak-anak negeri yang cerdas makin sibuk mengorek perbedaan, membuat resah dalam ketenangan, serta gemar mengungkap aib bangsa sendiri dan bukan malah membantu mencari solusi.
Sungguh menyedihkan melihat bangsa ini disuguhi tontonan yang kebanyakan berisi gurauan dalam pelecehan, kelicikan, serta kemunafikan, bukan tontonan yang memperluas wawasan berpikir akan kemajuan. Seolah negeri ini akan dijadikan negeri dengan generasi pelawak yang hanya bisa menertawakan kekurangan orang lain.
Anak-anak muda negeri ini perlu menyadari bahwa negeri ini butuh generasi muda yang handal dan giat belajar. Bukan hanya sibuk memainkan permainan elektronik sepanjang waktu. Bukan hanya bergiat dalam obrolan dan sosialisasi di dunia maya. Dan juga bukan hanya sibuk berfoto selfie.
Mari kita tanya diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa berkarya sebagai anak-anak negeri ini? Bagaimana kita bisa membuat sumberdaya yang berlimpah ini menjadi kekuatan ekonomi dan politik negeri ini? Mari kita berpikir sejenak. Hidup ini tak hanya sekedar gurauan dan permainan.
Monday, April 21, 2014
Kasih Ibuku
Ibuku cemas ketika kecil aku dipatok ayam. Diobatinya luka-lukaku dengan obat merah dan dibimbingnya aku ke tempat tidurku.Begitu juga ketika aku mengalami kecelakaan-kecelakaan kecil lainnya yang tak dapat kuingat lagi berapa kali karena begitu seringnya. Kenakalan-kenakalan kecilku kerap menyusahkan ibu.
Saat aku susah, aku telepon ibuku cuma untuk mendengar suaranya bicara. Seumur hidupku baru sekali aku mengadukan masalah pada beliau. Aku lebih sering menelannya sendiri. Aku cuma ingin mendengar suaranya bicara dan aku menahan sesak di dada dari jauh. Itulah caraku mengadu saat susah.
Hingga kini, sampai aku telah cukup tua ini, aku tak tahu apa yang mungkin pernah membanggakannya yang telah kulakukan. Aku cuma pernah melihatnya cukup bersemangat saat aku wisuda sarjana dulu. Selain itu aku tak sempat mengamatinya.
Saat-saat ingat ibu, yang sering terkenang di pikiranku adalah bahwa aku lebih sering menyusahkannya daripada membuatnya senang. Begitu banyak pelajaran yang beliau ajarkan, petuah yang diberikan, kasih sayang yang dilimpahkan, serta pengorbanan yang dilakukan. Maafkan aku ibu. Aku belum pernah membanggakanmu.
Saat aku susah, aku telepon ibuku cuma untuk mendengar suaranya bicara. Seumur hidupku baru sekali aku mengadukan masalah pada beliau. Aku lebih sering menelannya sendiri. Aku cuma ingin mendengar suaranya bicara dan aku menahan sesak di dada dari jauh. Itulah caraku mengadu saat susah.
Hingga kini, sampai aku telah cukup tua ini, aku tak tahu apa yang mungkin pernah membanggakannya yang telah kulakukan. Aku cuma pernah melihatnya cukup bersemangat saat aku wisuda sarjana dulu. Selain itu aku tak sempat mengamatinya.
Saat-saat ingat ibu, yang sering terkenang di pikiranku adalah bahwa aku lebih sering menyusahkannya daripada membuatnya senang. Begitu banyak pelajaran yang beliau ajarkan, petuah yang diberikan, kasih sayang yang dilimpahkan, serta pengorbanan yang dilakukan. Maafkan aku ibu. Aku belum pernah membanggakanmu.
Friday, April 5, 2013
Aplikasi Android dengan Dukungan Multibahasa
Aplikasi Android yang kita buat, bisa dikembangkan untuk mendukung bahasa-bahasa yang berbeda. Mungkin Anda ingin membuat aplikasi yang bahasa utamanya bahasa Indonesia dan juga mendukung bahasa-bahasa lain sesuai dengan setelan ponsel pengguna. Sebagai contoh, saya sudah siapkan contoh kecil yang bisa jadi dasar pembelajaran untuk Anda memahami bagaimana cara membuatnya.
Lingua merupakan ASS (aplikasi sangat sederhana) yang hanya menampilkan satu TextView dan satu Button yang diadopsi dari aplikasi Hello World yang bisa berganti-ganti bahasa dari bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Untuk yang menggunakan emulator Jelly Bean, Anda bisa juga menekan tombol menu pada emulator untuk menampilkan menu Settings yang juga sudah multibahasa.
Silahkan Anda unduh dari tautan (link) di bawah ini dan import ke dalam workspace Anda. Setelah itu jalankan dan ubah-ubah setelan bahasa menjadi bahasa Inggris, Perancis, dan Spanyol. Biasanya di emulator tidak terdapat pilihan bahasa Indonesia, jadi untuk melihat versi bahasa Indonesia, Anda bisa memilih bahasa selain ketiga bahasa tersebut. Karena bahasa Indonesia dijadikan bahasa bawaan, pemilihan bahasa yang tidak didukung akan mengembalikan tampilan ke bahasa bawaan yaitu bahasa Indonesia. Selamat mencoba dan berkreasi!Lingua merupakan ASS (aplikasi sangat sederhana) yang hanya menampilkan satu TextView dan satu Button yang diadopsi dari aplikasi Hello World yang bisa berganti-ganti bahasa dari bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Untuk yang menggunakan emulator Jelly Bean, Anda bisa juga menekan tombol menu pada emulator untuk menampilkan menu Settings yang juga sudah multibahasa.
Source code:
Klik di sini untuk mengunduh
...
Labels:
Android,
Pemrograman Android
Location:
Palembang, Indonesia
Subscribe to:
Posts (Atom)