Friday, April 5, 2013

Aplikasi Android dengan Dukungan Multibahasa

Aplikasi Android yang kita buat, bisa dikembangkan untuk mendukung bahasa-bahasa yang berbeda. Mungkin Anda ingin membuat aplikasi yang bahasa utamanya bahasa Indonesia dan juga mendukung bahasa-bahasa lain sesuai dengan setelan ponsel pengguna. Sebagai contoh, saya sudah siapkan contoh kecil yang bisa jadi dasar pembelajaran untuk Anda memahami bagaimana cara membuatnya.

Lingua merupakan ASS (aplikasi sangat sederhana) yang hanya menampilkan satu TextView dan satu Button yang diadopsi dari aplikasi Hello World yang bisa berganti-ganti bahasa dari bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Untuk yang menggunakan emulator Jelly Bean, Anda bisa juga menekan tombol menu pada emulator untuk menampilkan menu Settings yang juga sudah multibahasa.

Silahkan Anda unduh dari tautan (link) di bawah ini dan import ke dalam workspace Anda. Setelah itu jalankan dan ubah-ubah setelan bahasa menjadi bahasa Inggris, Perancis, dan Spanyol. Biasanya di emulator tidak terdapat pilihan bahasa Indonesia, jadi untuk melihat versi bahasa Indonesia, Anda bisa memilih bahasa selain ketiga bahasa tersebut. Karena bahasa Indonesia dijadikan bahasa bawaan, pemilihan bahasa yang tidak didukung akan mengembalikan tampilan ke bahasa bawaan yaitu bahasa Indonesia. Selamat mencoba dan berkreasi!

Source code:
Klik di sini untuk mengunduh


...

Aku Yang Berpaling

Dua setengah tahun, begitu banyak yang sudah kulewati bersamamu. Dari tinggi dan dinginnya gunung sampai ke sungai. Dalam teriknya mentari sampai dinginnya hujan. Melewati indahnya makan malam termanis dalam hidupku sampai suasana terjalnya alam bebas yang mengesankan. Kau temani aku dalam keseharian dari pagi hingga malam bahkan sampai pagi lagi. Begitu setianya kau temani aku dalam berbagai suasana dan keadaan.

Saat aku begitu antusias menjalani pekerjaan, kau dukung aku dengan berbagai kemudahan. Saat aku kehilangan ide, kau beri aku pencerahan. Saat aku sedih dan sepi, kau jadi teman curhatku. Bahkan saat aku terbaring tanpa daya di rumah sakit dan susah tidur, kau temani malam-malam yang menyedihkan itu.

Kau buat aku tampak cerdas saat aku tak bisa berpikir. Ketika aku kehilangan arah, kau tunjukkan arah yang akan kutuju. Saat-saat kuingin merasa terhibur, kau nyanyikan lagu-lagu kesukaanku. Kau ingatkan aku saat kuterlupa, kau bantu aku mencari makna kata-kata yang tak kumengerti, bahkan kau abadikan saat-saat manis dalam hidupku dengan karyamu. Kau buat hari-hariku menjadi lebih lengkap dengan berbagai cara. Begitu berharganya dirimu.

Bukan hanya dirimu yang begitu. Aku pun senantiasa bercengkrama denganmu setiap waktu. Seakan tak ada bosannya kupandangi dirimu. Seakan tak ada habisnya 'kudandani' dirimu agar selalu nampak cantik mempesonaku.

Namun kini seiring waktu berlalu, dirimu mulai berubah. Begitu cepat kau mengeluh kehabisan energi, lowbatt, katamu. Kau yang dulu tak mudah menyerah, kini seringkali terpaku bisu tanpa gerak. Nampaknya kau telah lelah mengikuti irama dinamisku. Dulu kau begitu cepat bereaksi saat kusentuh, kini tak lagi begitu.

Maafkan aku jika aku harus berterus terang. Sebulan lalu aku bertemu si putih langsing yang cukup mempesonaku. Memang tak seseksi dan semulus tubuh hitam manismu. Memang punggungnya tak bertato elegan seperti di punggungmu. Memang tak bercitra sepertimu tapi membuatku memilihnya. Terpaksa aku membiarkanmu jatuh ke genggaman laki-laki lain meski aku tahu dia takkan memperlakukanmu sebaik yang kulakukan padamu.

Kata kesetiaan memang tak pantas bagi seorang pencinta gadget karena ia akan mudah berpaling ke lain gadget. Selamat berpisah my SG5. Kini my Optimus telah menggantikan posisimu dalam dekapanku.


Saturday, March 16, 2013

Teknologi Mengejar Mimpi

Bangun pagi-pagi lihat timeline salah satunya tentang perkembangan teknologi. Lagi-lagi teknologi  sudah melangkah lagi. Sepertinya bukan melangkah tapi berlari.  Baru beberapa waktu lalu mengidam-idamkan sebuah perangkat genggam, sekarang sudah muncul yang lebih baru lagi. Yang lama sudah terasa jauh tertinggal.

Mengikuti teknologi seakan tak ada habisnya. Memang sudah semestinya kemajuan teknologi itu tiada henti bahkan selalu membutuhkan inovasi-inovasi yang bisa meningkatkan kwalitas hidup manusia. Sudah seharusnya demikian.

Masih ingat dulu waktu membeli perangkat komputer 17 tahun lalu dengan harga tertentu. Sekarang dengan harga yang sama spesifikasi prosesornya yang sekarang sudah lebih dari 20 kali lipat dibanding yang itu. Media penyimpanannya sekarang sudah hampir 500 kali lipatnya.

Ponsel pertama yang kubeli cuma bisa menelpon bahkan tidak bisa SMS karena keterbatasan teknologi AMPS kala itu. Dengan harga yang sama, sekarang bisa beli ponsel yang punya berbagai fasilitas canggih.  Meski ponsel kelas bawah tapi sudah memiliki kamera yang lumayan, gps, koneksi HSDPA di samping jenis konektifitas lainnya.

Sembilan tahun lalu saya membayangkan punya perangkat dengan layar besar supaya mudah membaca buku elektronik karena kala itu PDA hanya berlayar 4 inchi lebih sedikit. Sekarang hal itu bukan hal yang aneh dilihat.

Teknologi seolah berlari mengejar mimpi manusia. Tinggallah kemampuan kita membelinya yang juga harus bisa mengejarnya.